Selasa, 27 November 2012

SUPER MOM.....



Menjadi Ibu yang Super
By: Erfi Susanti

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, otomatis cost untuk memenuhi kebutuhan akan meningkat. Apalagi saat ini, isu kenaikan bbm sudah menyebabkan harga sembako ikutan merambat naik. Bagi orang berduit mungkin hal ini tidak menjadi suatu polemik, tapi bagi para ibu-ibu yang notabene sehari-hari memikirkan masalah dapur tentunya hal ini menjadi perbincangan yang hangat dan menjadi bahan pemikiran memutar otak bagaimana dengan kondisi seperti ini dapur mereka tetap bisa mengepul.
Kenaikan bbm perlu disikapi dengan bijak. Jika memang bbm harganya naik, ada beberapa trik bagi ibu-ibu untuk menyiasati hal tersebut, yaitu:
1.      Mengurangi kuantitas rekreasi yang menggunakan kendaraan. Biasanya rekreasi dilakukan di luar rumah yang tempatnya agak jauh, misalnya ke Mall, pantai, kebun pokoknya jalan-jalan yang semuanya membutuhkan kendaraan. Nah…untuk menyiasatinya, rekreasi bisa diadakan di halaman belakang rumah dengan menikmati es kelapa yang tumbuh di halaman belakang dan ikan bakar yang diambil dari kolam depan rumah. Atau, jika memang perlu pergi ke luar, mencari tempat rekreasi yang dekat dengan rumah, sehingga tidak membutuhkan banyak bensin. Dan semua bekal di bawa dari rumah untuk penghematan.

2.      Belanja bulanan dioptimalkan dengan kata lain membeli sembako yang benar-benar dibutuhkan. Hal ini dapat mengurangi budget belanja bulanan.

3.      Memanfaatkan pekarangan rumah atau kebun jika ada, dengan menanam buah-buahan, sayuran yang mudah ditanam seperti, pisang, mangga, jambu, terong, kacang panjang  dan lain-lain, hingga bisa mengurangi budget pembelian buah-buahan dan sayuran segar. Selain itu, lahan pekarangan bisa juga dimanfaatkan untuk beternak ayam, sehingga bisa memenuhi kebutuhan protein hewani baik dari daging dan telur ayam.
4.      Mengurangi pemakaian listrik yang tidak terlalu diperlukan. Misalnya, menyetrika sekali seminggu saja, menonton TV sesuai dengan kebutuhan saja, matikan lampu jika tidak diperlukan dan lain-lain.

5.      Menabung untuk biaya pendidikan anak, sehingga pada saat anak mau masuk sekolah kita tidak kerepotan untuk mencari biaya uang masuk yang biasanya lumayan cukup besar. Bisa menabung di Bank yang mempunyai jenis tabungan pendidikan dan sekalian ada asuransinya.

6.      Mengganti uang jajan anak dengan membawakan mereka bekal dari rumah, sehingga mereka tetap bisa makan dan makanan yang mereka makan terkontrol.

7.      Memebeli kebutuhan rumah tangga sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Jadi perlu dilihat tingkat prioritas yang paling tinggi. Misalnya, kita sudah punya satu kursi ruang tamu, jadi belum perlu kursi baru atau baju yang kita pakai masih bagus dan bisa di padu padankan, jadi, belum perlu beli baju baru.

8.      Jika kita bisa mengajar anak-anak sendiri baik pelajaran maupun mengaji, maka tidak perlu mendatangkan guru prifat ke rumah yang tentunya butuh biaya. Hal ini perlu pengaturan waktunya saja, terutama bagi ibu-ibu yang bekerja.

9.      Uang receh yang biasanya tergeletak di sana-sini, sudah saatnya untuk diletakkan pada tempatnya yang layak yaitu tabungan/celengan yang terbuat dari plastik, gerabah atau kaleng. Uang tersebut suatu saat pasti kita butuhkan dan tanpa terasa bisa menjadi andalan disaat kita sedang membutuhkannya.

10.  Bagi anak-anak yang sekolahnya tidak jauh dari rumah, bisa memanfaatkan sepeda sebagai pengganti kendaraan atau angkot. Dengan bersepeda bisa mengurangi biaya transportasi dan menyehatkan.

11.  Kebiasaan belanja dengan tukang sayur yang lewat depan rumah, diubah dengan berbelanja ke pasar yang harganya otomatis relatif murah dari tukang sayur. Agar menghemat biaya transportasi, pergi ke pasar bisa dilakukan seminggu sekali dengan memanfaatkan kulkas sebagai tempat penyimpanan bahan makanan supaya awet.
12.  Mengolah bahan makanan yang murah dan bergizi. Jadi ibu-ibu harus pandai-pandai mencari atau menciptakan masakan yang murah lagi bergizi. Misalnya, daging bisa ditukar dengan tempe, telor ayam dan lain-lain. Susu sapi bisa diganti dengan susu kedelai yang juga bisa diolah sendiri.

Trik-trik di atas dapat ibu-ibu coba dalam menyiasati kenaikan bbm yang berdampak pada kenaikan harga dan yang lainnya.
Selain itu, dalam rangka menyiasati kenaikan bbm dan lonjakan harga, ibu-ibu bisa memanfaatkan kompetensi yang ada dalam diri dengan cara menggali potensi yang masih tersimpan atau sudah tergali tapi belum maksimal. Potensi yang bisa dikembangkan seperti:
1.      Memasak.
Bagi ibu-ibu yang hobi memasak, bisa dikembangkan menjadi sebuah alternatif bisnis untuk menambah penghasilan keluarga. Baik itu memasak kue atau kuliner lainnya. Bisa dengan membuat warung di depan rumah atau dengan menitipkan kue atau kudapan tersebut ke warung-warung atau toko.

2.      Menjahit atau merajut.
Hobi menjahit juga bisa dijadikan alternatif menambah penghasilan keluarga. Bisa dengan menerima jahitan di rumah atau melamar ke tukang jahit yang sudah terkenal.
3.      Membuat kerajinan tangan seperti merangkai bunga, gantungan kunci atau hiasan dinding.

4.      Berdagang sembako.
Bagi yang suka berjualan, bisa membuka warung di rumah dengan menjual sembako dan makanan ringan. Jika mempunyai modal yang cukup besar, bisa membuka took di pasar.

5.      Warnet dan rental komputer.
Ibu-ibu yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi, bisa membuka warnet atau rental computer di rumah.

6.      Membuka Taman Penitipan Anak (TPA) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI).
Ibu-ibu yang senang dengan dunia anak dapat membuka TPA atau PAUDNI di rumah atau bagi yang punya lahan yang lumayan luas bisa dimanfaatkan sebagai tempat TPA atau PAUDNI tersebut.

7.      Beternak ayam atau itik (unggas).
Hobi memelihara ayam atau itik dapat dijadikan bisnis yang menghasilkan uang. Beternak ayam yang bisa dijual mulai dari ayamnya sendiri, telor bahkan kotorannya bernilai uang.

8.      Menulis.
Mempunyai kemampuan menulis merupakan salah satu keahlian yang bisa digali dan dapat menghasilkan uang. Dengan rajin menulis dan mengirimkan tulisan ke media, otomatis akan mendapat royalty tergantung kualitas tulisannya.

9.      Berkebun atau berladang.
Bagi ibu-ibu yang mempunyai ladang atau sawah, bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga. Jika mempunyai modal yang cukup, lahan atau sawah tersebut bisa disewakan dengan orang lain. Namun jika mampu mengolahnya sendiri itu lebih baik.

10.  Melukis.
Keahlian melukis juga bisa menghasilkan uang. Bagi ibu-ibu yang pandai melukis dapat dikembangkan sebagai bisnis yang bernilai jual.

11.  Mengajar prifat mata pelajaran, mengaji, manyanyi dan menari, main musik dan lain-lain.
Jika ibu-ibu seorang guru atau alumni jurusan keguruan atau keahlian di bidang seni, bisa memanfaatkan keahlian tersebut dengan mengajar prifat. Hal ini tentunya juga dapat menambah isi kantong ibu-ibu sendiri.

12.  Menjadi penyiar radio atau guide turis.
Ibu-ibu yang mempunyai kemampuan di bidang komunikasi dan bahasa, bisa dimanfaatkan dengan menjadi penyiar radio atau guide turis.
Beberapa trik yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan alternatif bagi ibu-ibu yang ingin memanfaatkan potensi yang ada dalam diri. Dengan adanya kenaikan bbm yang berdampak naiknya semua harga bahan makanan dan lainnya, memaksa para ibu untuk memutar otak bagaimana menyiasati kenaikan tersebut. Sehingga, walaupun semua harga pada naik, para ibu tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Para ibu dituntut untuk kreatif menciptakan sesuatu yang bisa menghasilkan uang, baik dengan memanfaatkan petensi dalam diri ataupun potensi yang ada dilingkungan sekitar. Oleh karena itu, kreatifitas ibu-ibu tersebut bisa menjadikan mereka “ibu-ibu super” terutama bagi keluarga mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar