Menjadi Ibu yang Super
By:
Erfi Susanti
Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, otomatis cost
untuk memenuhi kebutuhan akan meningkat. Apalagi saat ini, isu kenaikan bbm
sudah menyebabkan harga sembako ikutan merambat naik. Bagi orang berduit
mungkin hal ini tidak menjadi suatu polemik, tapi bagi para ibu-ibu yang notabene
sehari-hari memikirkan masalah dapur tentunya hal ini menjadi perbincangan yang
hangat dan menjadi bahan pemikiran memutar otak bagaimana dengan kondisi
seperti ini dapur mereka tetap bisa mengepul.
Kenaikan
bbm perlu disikapi dengan bijak. Jika memang bbm harganya naik, ada beberapa
trik bagi ibu-ibu untuk menyiasati hal tersebut, yaitu:
1. Mengurangi
kuantitas rekreasi yang menggunakan kendaraan. Biasanya rekreasi dilakukan di
luar rumah yang tempatnya agak jauh, misalnya ke Mall, pantai, kebun pokoknya
jalan-jalan yang semuanya membutuhkan kendaraan. Nah…untuk menyiasatinya,
rekreasi bisa diadakan di halaman belakang rumah dengan menikmati es kelapa
yang tumbuh di halaman belakang dan ikan bakar yang diambil dari kolam depan
rumah. Atau, jika memang perlu pergi ke luar, mencari tempat rekreasi yang
dekat dengan rumah, sehingga tidak membutuhkan banyak bensin. Dan semua bekal
di bawa dari rumah untuk penghematan.
2. Belanja
bulanan dioptimalkan dengan kata lain membeli sembako yang benar-benar
dibutuhkan. Hal ini dapat mengurangi budget
belanja bulanan.
3. Memanfaatkan
pekarangan rumah atau kebun jika ada, dengan menanam buah-buahan, sayuran yang
mudah ditanam seperti, pisang, mangga, jambu, terong, kacang panjang dan lain-lain, hingga bisa mengurangi budget pembelian buah-buahan dan sayuran
segar. Selain itu, lahan pekarangan bisa juga dimanfaatkan untuk beternak ayam,
sehingga bisa memenuhi kebutuhan protein hewani baik dari daging dan telur
ayam.
4. Mengurangi
pemakaian listrik yang tidak terlalu diperlukan. Misalnya, menyetrika sekali
seminggu saja, menonton TV sesuai dengan kebutuhan saja, matikan lampu jika
tidak diperlukan dan lain-lain.
5. Menabung
untuk biaya pendidikan anak, sehingga pada saat anak mau masuk sekolah kita
tidak kerepotan untuk mencari biaya uang masuk yang biasanya lumayan cukup
besar. Bisa menabung di Bank yang mempunyai jenis tabungan pendidikan dan
sekalian ada asuransinya.
6. Mengganti
uang jajan anak dengan membawakan mereka bekal dari rumah, sehingga mereka
tetap bisa makan dan makanan yang mereka makan terkontrol.
7. Memebeli
kebutuhan rumah tangga sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Jadi perlu dilihat
tingkat prioritas yang paling tinggi. Misalnya, kita sudah punya satu kursi
ruang tamu, jadi belum perlu kursi baru atau baju yang kita pakai masih bagus
dan bisa di padu padankan, jadi, belum perlu beli baju baru.
8. Jika
kita bisa mengajar anak-anak sendiri baik pelajaran maupun mengaji, maka tidak
perlu mendatangkan guru prifat ke rumah yang tentunya butuh biaya. Hal ini
perlu pengaturan waktunya saja, terutama bagi ibu-ibu yang bekerja.
9. Uang
receh yang biasanya tergeletak di sana-sini, sudah saatnya untuk diletakkan
pada tempatnya yang layak yaitu tabungan/celengan yang terbuat dari plastik,
gerabah atau kaleng. Uang tersebut suatu saat pasti kita butuhkan dan tanpa
terasa bisa menjadi andalan disaat kita sedang membutuhkannya.
10. Bagi
anak-anak yang sekolahnya tidak jauh dari rumah, bisa memanfaatkan sepeda
sebagai pengganti kendaraan atau angkot. Dengan bersepeda bisa mengurangi biaya
transportasi dan menyehatkan.
11. Kebiasaan
belanja dengan tukang sayur yang lewat depan rumah, diubah dengan berbelanja ke
pasar yang harganya otomatis relatif murah dari tukang sayur. Agar menghemat
biaya transportasi, pergi ke pasar bisa dilakukan seminggu sekali dengan
memanfaatkan kulkas sebagai tempat penyimpanan bahan makanan supaya awet.
12. Mengolah
bahan makanan yang murah dan bergizi. Jadi ibu-ibu harus pandai-pandai mencari
atau menciptakan masakan yang murah lagi bergizi. Misalnya, daging bisa ditukar
dengan tempe, telor ayam dan lain-lain. Susu sapi bisa diganti dengan susu
kedelai yang juga bisa diolah sendiri.
Trik-trik
di atas dapat ibu-ibu coba dalam menyiasati kenaikan bbm yang berdampak pada
kenaikan harga dan yang lainnya.
Selain
itu, dalam rangka menyiasati kenaikan bbm dan lonjakan harga, ibu-ibu bisa
memanfaatkan kompetensi yang ada dalam diri dengan cara menggali potensi yang
masih tersimpan atau sudah tergali tapi belum maksimal. Potensi yang bisa
dikembangkan seperti:
1. Memasak.
Bagi
ibu-ibu yang hobi memasak, bisa dikembangkan menjadi sebuah alternatif bisnis untuk
menambah penghasilan keluarga. Baik itu memasak kue atau kuliner lainnya. Bisa
dengan membuat warung di depan rumah atau dengan menitipkan kue atau kudapan
tersebut ke warung-warung atau toko.
2. Menjahit
atau merajut.
Hobi
menjahit juga bisa dijadikan alternatif menambah penghasilan keluarga. Bisa
dengan menerima jahitan di rumah atau melamar ke tukang jahit yang sudah
terkenal.
3. Membuat
kerajinan tangan seperti merangkai bunga, gantungan kunci atau hiasan dinding.
4. Berdagang
sembako.
Bagi
yang suka berjualan, bisa membuka warung di rumah dengan menjual sembako dan
makanan ringan. Jika mempunyai modal yang cukup besar, bisa membuka took di
pasar.
5. Warnet
dan rental komputer.
Ibu-ibu
yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi, bisa membuka warnet atau
rental computer di rumah.
6. Membuka
Taman Penitipan Anak (TPA) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI).
Ibu-ibu
yang senang dengan dunia anak dapat membuka TPA atau PAUDNI di rumah atau bagi
yang punya lahan yang lumayan luas bisa dimanfaatkan sebagai tempat TPA atau
PAUDNI tersebut.
7. Beternak
ayam atau itik (unggas).
Hobi
memelihara ayam atau itik dapat dijadikan bisnis yang menghasilkan uang.
Beternak ayam yang bisa dijual mulai dari ayamnya sendiri, telor bahkan
kotorannya bernilai uang.
8. Menulis.
Mempunyai
kemampuan menulis merupakan salah satu keahlian yang bisa digali dan dapat
menghasilkan uang. Dengan rajin menulis dan mengirimkan tulisan ke media,
otomatis akan mendapat royalty tergantung kualitas tulisannya.
9. Berkebun
atau berladang.
Bagi
ibu-ibu yang mempunyai ladang atau sawah, bisa dimanfaatkan untuk menambah
penghasilan keluarga. Jika mempunyai modal yang cukup, lahan atau sawah
tersebut bisa disewakan dengan orang lain. Namun jika mampu mengolahnya sendiri
itu lebih baik.
10. Melukis.
Keahlian
melukis juga bisa menghasilkan uang. Bagi ibu-ibu yang pandai melukis dapat
dikembangkan sebagai bisnis yang bernilai jual.
11. Mengajar
prifat mata pelajaran, mengaji, manyanyi dan menari, main musik dan lain-lain.
Jika
ibu-ibu seorang guru atau alumni jurusan keguruan atau keahlian di bidang seni,
bisa memanfaatkan keahlian tersebut dengan mengajar prifat. Hal ini tentunya
juga dapat menambah isi kantong ibu-ibu sendiri.
12. Menjadi
penyiar radio atau guide turis.
Ibu-ibu
yang mempunyai kemampuan di bidang komunikasi dan bahasa, bisa dimanfaatkan
dengan menjadi penyiar radio atau guide turis.
Beberapa
trik yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan alternatif bagi ibu-ibu yang
ingin memanfaatkan potensi yang ada dalam diri. Dengan adanya kenaikan bbm yang
berdampak naiknya semua harga bahan makanan dan lainnya, memaksa para ibu untuk
memutar otak bagaimana menyiasati kenaikan tersebut. Sehingga, walaupun semua
harga pada naik, para ibu tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Para ibu
dituntut untuk kreatif menciptakan sesuatu yang bisa menghasilkan uang, baik
dengan memanfaatkan petensi dalam diri ataupun potensi yang ada dilingkungan
sekitar. Oleh karena itu, kreatifitas ibu-ibu tersebut bisa menjadikan mereka “ibu-ibu super” terutama bagi keluarga
mereka sendiri.