Minggu, 16 Desember 2012

Ceritaku...

Nginap Rumah Nenek

Sabtu pagi kami sekeluarga ke rumah nenek karena ada saudara yang mau menikah.
Semua perlengkapan sudah di bawa, seperti baju ganti, susu dan perlengkapan lainnya.
Papa dan kakak memeriksa seluruh ruangan rumah, karena kemungkinan pulangnya malam.
Mama menggendong adek menuju ke mobil dan semua siap untuk berangkat.

Selama diperjalanan, aku dan kakak menikmati lagu yang ada di radio mobil.
"Sebuah lagu indah yang dirilis oleh grup band anak negeri yang sedang naik daun
kami persembahkan untuk pendengar setia radio Lesita...Inilah NOAH..."Separuh aku"..."
celoteh penyiar radio yang kami putar. Terdengar suara kakak yang serak-serak basah
melantunkan lagu NOAH. "Karna Separuh..... aku dirirmu....".

Sesampai di rumah nenek, kami mengeluarkan semua barang di mobil dan di bawa masuk ke rumah nenek.
Di rumah nenek sudah ada sepupu-sepupu dari kampung. Rame jadinya rumah nenek.
Aku dan adikku bermain dengan sepupuku. Aku mengajak sepupuku mancing di kolam ikan lele nenek.
"Kak ada yang menarik pancingku" teriak sepupuku". Seekor lele besar tergantung di pancingnya. Karena aku takut sama lele, kupanggil papa untuk melepaskan ikan dari pancing tersebut. Ikan itu dan beberapa ekor lele lainnya hasil tangkapan kami nenek goreng untuk lauk makan siang itu.
Kami menikmati makan siang dengan senang dan gembira.

Malampun tiba, kami sekeluarga tidak menginap di rumah nenek.
Ketika siap-siap mau berangkat pulang, tiba-tiba adek nggak mau pulang.
"Adek mau nginap lumah nenek", keluar kata-kata dari mulut manisnya.
Tumben, pikirku. Biasanya dia yang selalu mengajak pulang. Mungkin hari itu sangat menyenangkan, sehingga ia mau menginap rumah nenek. Akhirnya kami sekeluarga menginap di rumah nenek.


(Maaf kalau ada salah penulisan dan lainnya...)

Minggu, 02 Desember 2012

SEUNTAI PUISI UNTUK IBU


Tetaplah Tersenyum Ibu...

Ibu....
Walau letih nampak di raut mukamu...
Engkau terus tegak dengan kokoh...
Walau luka tersimpan di hati mu...
Engkau tetap tersenyum....

Ibu...
Kau ajari Kami bagaimana berjalan.....
Kau ajar Kami bagaimana berbicara dengan santun...
Kau ajari Kami untuk tetap kuat dan tegar....
Kau ajari Kami untuk sabar dan ikhlas....

Ibu....
Maafkan atas semua ksealahan Kami....
Yang sering membantah kata-katamu...
Yang sering malas jika kau suruh.....
Yang sering  nakal dan menjengkelkanmu...

Ibu....
Do'a Kami selalu untukmu...
Senyum kami terus terpelihara untukmu....
Raga Kami berdiri kokoh demi dirimu....
Jiwa Kami kuat sekuat dirimu.....

Ibu.....
Kami sayang kamu....
Kami rindu pelukkanmu...
Kami rindu canda tawamu.....
Kami ingin selalu melihat senyum manismu...

(Dalam rangka menyambut hari Ibu....
Kupersembahkan puisi ini untuk para ibu di dunia....
"Tetaplah menjadi Ibu apapun profesimu.....*_*.....)

Selasa, 27 November 2012

Bayar Pajak....



Ikut Papa Bayar Pajak Motor

Pada hari senin, Aku ikut papa dan mama membayar pajak motor di Memo (Mega Mall). Karena datuk sedang berlibur di rumah kami, aku juga mengajaknya ikut dengan kami. Sebelum sampai di Memo, ternyata banyak tempat yang kami singgahi. Papa bukan hanya mau bayar pajak motor saja. Banyak transaksi yang dilakukannya pada hari itu. Seperti, Bayar kartu kredit, ke BII masukin uang ke tabungan, bayar Telkom Vision, dan terakhir baru ke Memo. Capek juga rasanya menunggu papa melakukan aktifitasnya hari itu.
Sambil menunggu papa bayar pajak motornya, aku, mama dan datuk ke PTM untuk membeli kaca mata datuk yang pecah. Kami mengambil jalan pintas yaitu melewati tangga. Aku meloncat-loncat kegirangan, karena tangganya besar dan kokoh. Tangganya terbuat dari besi sehingga kuat dan tidak goyang.
Setelah menyusuri jalan pertokoan PTM, sampailah kami ke sebuah took kaca mata tempat langganan mama. Sebelum beli kaca mata, Datuk di suruh periksa mata dulu oleh penjaga tokonya.
 “coba lihat ke depan Pak, terang tidak?”, Tanya penjaga took kepada datuk. Hingga beberapa kali sampai penglihatan datuk terang kembali. Akhirnya didapat kaca mata ukuran minus empat yang pas untuk datuk.
Setelah menemani datuk beli kaca mata baru, kami kembali lagi ke tempat papa bayar pajak motor. Kembali lagi menyusuri jalan pertokoan PTM yang kecil.
“Asyik…, naik tangga lagi”, teriakku.  Satu, dua, tiga….mulutku berteriak sambil loncat-loncat.  “awas hati-hati”, kata ibu sambil memegang erat-erat.
Akhirnya sampai juga di tempat papa tadi. Sambil menunggu papa, kami duduk lesehan di lantai. Aku mengambil buku mewarnai dan langsung mengecat dengan cat yang baru aku beli tadi. Mama asyik dengan notebooknya, entah apa yang ditulisnya di situ.
Ketika sedang asyik mengecat, ternyata ada beberapa teman seumurku juga ada di sana. Mama menyuruhku memberikan kertas gambar ke teman yang belum ku kenal itu.
“Nih teman, ambil,”. Sambil malu-malu temanku itu mengambilnya. Kemudian aku meneruskan mengecat lagi.
“Mama-mama mau ngecat”, teriak anak kecil dibelakangku. Ternyata, itu anak yang aku beri kertas tadi. Mama mendengar teriakan anak itu, kemudian mengajaknya ngecet bersamaku. Asyik juga ternyata mengecet bersama.
“Prapto…..pegawai samsat memanggil-manggil nama papa. Kemudian papa langsung ke loket dan mengambil slip pajaknya yang sudah dibayar tadi. Kamipun pulang dengan hati yang riang.

SUPER MOM.....



Menjadi Ibu yang Super
By: Erfi Susanti

Dengan bertambahnya jumlah penduduk, otomatis cost untuk memenuhi kebutuhan akan meningkat. Apalagi saat ini, isu kenaikan bbm sudah menyebabkan harga sembako ikutan merambat naik. Bagi orang berduit mungkin hal ini tidak menjadi suatu polemik, tapi bagi para ibu-ibu yang notabene sehari-hari memikirkan masalah dapur tentunya hal ini menjadi perbincangan yang hangat dan menjadi bahan pemikiran memutar otak bagaimana dengan kondisi seperti ini dapur mereka tetap bisa mengepul.
Kenaikan bbm perlu disikapi dengan bijak. Jika memang bbm harganya naik, ada beberapa trik bagi ibu-ibu untuk menyiasati hal tersebut, yaitu:
1.      Mengurangi kuantitas rekreasi yang menggunakan kendaraan. Biasanya rekreasi dilakukan di luar rumah yang tempatnya agak jauh, misalnya ke Mall, pantai, kebun pokoknya jalan-jalan yang semuanya membutuhkan kendaraan. Nah…untuk menyiasatinya, rekreasi bisa diadakan di halaman belakang rumah dengan menikmati es kelapa yang tumbuh di halaman belakang dan ikan bakar yang diambil dari kolam depan rumah. Atau, jika memang perlu pergi ke luar, mencari tempat rekreasi yang dekat dengan rumah, sehingga tidak membutuhkan banyak bensin. Dan semua bekal di bawa dari rumah untuk penghematan.

2.      Belanja bulanan dioptimalkan dengan kata lain membeli sembako yang benar-benar dibutuhkan. Hal ini dapat mengurangi budget belanja bulanan.

3.      Memanfaatkan pekarangan rumah atau kebun jika ada, dengan menanam buah-buahan, sayuran yang mudah ditanam seperti, pisang, mangga, jambu, terong, kacang panjang  dan lain-lain, hingga bisa mengurangi budget pembelian buah-buahan dan sayuran segar. Selain itu, lahan pekarangan bisa juga dimanfaatkan untuk beternak ayam, sehingga bisa memenuhi kebutuhan protein hewani baik dari daging dan telur ayam.
4.      Mengurangi pemakaian listrik yang tidak terlalu diperlukan. Misalnya, menyetrika sekali seminggu saja, menonton TV sesuai dengan kebutuhan saja, matikan lampu jika tidak diperlukan dan lain-lain.

5.      Menabung untuk biaya pendidikan anak, sehingga pada saat anak mau masuk sekolah kita tidak kerepotan untuk mencari biaya uang masuk yang biasanya lumayan cukup besar. Bisa menabung di Bank yang mempunyai jenis tabungan pendidikan dan sekalian ada asuransinya.

6.      Mengganti uang jajan anak dengan membawakan mereka bekal dari rumah, sehingga mereka tetap bisa makan dan makanan yang mereka makan terkontrol.

7.      Memebeli kebutuhan rumah tangga sesuai dengan yang dibutuhkan saja. Jadi perlu dilihat tingkat prioritas yang paling tinggi. Misalnya, kita sudah punya satu kursi ruang tamu, jadi belum perlu kursi baru atau baju yang kita pakai masih bagus dan bisa di padu padankan, jadi, belum perlu beli baju baru.

8.      Jika kita bisa mengajar anak-anak sendiri baik pelajaran maupun mengaji, maka tidak perlu mendatangkan guru prifat ke rumah yang tentunya butuh biaya. Hal ini perlu pengaturan waktunya saja, terutama bagi ibu-ibu yang bekerja.

9.      Uang receh yang biasanya tergeletak di sana-sini, sudah saatnya untuk diletakkan pada tempatnya yang layak yaitu tabungan/celengan yang terbuat dari plastik, gerabah atau kaleng. Uang tersebut suatu saat pasti kita butuhkan dan tanpa terasa bisa menjadi andalan disaat kita sedang membutuhkannya.

10.  Bagi anak-anak yang sekolahnya tidak jauh dari rumah, bisa memanfaatkan sepeda sebagai pengganti kendaraan atau angkot. Dengan bersepeda bisa mengurangi biaya transportasi dan menyehatkan.

11.  Kebiasaan belanja dengan tukang sayur yang lewat depan rumah, diubah dengan berbelanja ke pasar yang harganya otomatis relatif murah dari tukang sayur. Agar menghemat biaya transportasi, pergi ke pasar bisa dilakukan seminggu sekali dengan memanfaatkan kulkas sebagai tempat penyimpanan bahan makanan supaya awet.
12.  Mengolah bahan makanan yang murah dan bergizi. Jadi ibu-ibu harus pandai-pandai mencari atau menciptakan masakan yang murah lagi bergizi. Misalnya, daging bisa ditukar dengan tempe, telor ayam dan lain-lain. Susu sapi bisa diganti dengan susu kedelai yang juga bisa diolah sendiri.

Trik-trik di atas dapat ibu-ibu coba dalam menyiasati kenaikan bbm yang berdampak pada kenaikan harga dan yang lainnya.
Selain itu, dalam rangka menyiasati kenaikan bbm dan lonjakan harga, ibu-ibu bisa memanfaatkan kompetensi yang ada dalam diri dengan cara menggali potensi yang masih tersimpan atau sudah tergali tapi belum maksimal. Potensi yang bisa dikembangkan seperti:
1.      Memasak.
Bagi ibu-ibu yang hobi memasak, bisa dikembangkan menjadi sebuah alternatif bisnis untuk menambah penghasilan keluarga. Baik itu memasak kue atau kuliner lainnya. Bisa dengan membuat warung di depan rumah atau dengan menitipkan kue atau kudapan tersebut ke warung-warung atau toko.

2.      Menjahit atau merajut.
Hobi menjahit juga bisa dijadikan alternatif menambah penghasilan keluarga. Bisa dengan menerima jahitan di rumah atau melamar ke tukang jahit yang sudah terkenal.
3.      Membuat kerajinan tangan seperti merangkai bunga, gantungan kunci atau hiasan dinding.

4.      Berdagang sembako.
Bagi yang suka berjualan, bisa membuka warung di rumah dengan menjual sembako dan makanan ringan. Jika mempunyai modal yang cukup besar, bisa membuka took di pasar.

5.      Warnet dan rental komputer.
Ibu-ibu yang memiliki keahlian di bidang teknologi informasi, bisa membuka warnet atau rental computer di rumah.

6.      Membuka Taman Penitipan Anak (TPA) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUDNI).
Ibu-ibu yang senang dengan dunia anak dapat membuka TPA atau PAUDNI di rumah atau bagi yang punya lahan yang lumayan luas bisa dimanfaatkan sebagai tempat TPA atau PAUDNI tersebut.

7.      Beternak ayam atau itik (unggas).
Hobi memelihara ayam atau itik dapat dijadikan bisnis yang menghasilkan uang. Beternak ayam yang bisa dijual mulai dari ayamnya sendiri, telor bahkan kotorannya bernilai uang.

8.      Menulis.
Mempunyai kemampuan menulis merupakan salah satu keahlian yang bisa digali dan dapat menghasilkan uang. Dengan rajin menulis dan mengirimkan tulisan ke media, otomatis akan mendapat royalty tergantung kualitas tulisannya.

9.      Berkebun atau berladang.
Bagi ibu-ibu yang mempunyai ladang atau sawah, bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan keluarga. Jika mempunyai modal yang cukup, lahan atau sawah tersebut bisa disewakan dengan orang lain. Namun jika mampu mengolahnya sendiri itu lebih baik.

10.  Melukis.
Keahlian melukis juga bisa menghasilkan uang. Bagi ibu-ibu yang pandai melukis dapat dikembangkan sebagai bisnis yang bernilai jual.

11.  Mengajar prifat mata pelajaran, mengaji, manyanyi dan menari, main musik dan lain-lain.
Jika ibu-ibu seorang guru atau alumni jurusan keguruan atau keahlian di bidang seni, bisa memanfaatkan keahlian tersebut dengan mengajar prifat. Hal ini tentunya juga dapat menambah isi kantong ibu-ibu sendiri.

12.  Menjadi penyiar radio atau guide turis.
Ibu-ibu yang mempunyai kemampuan di bidang komunikasi dan bahasa, bisa dimanfaatkan dengan menjadi penyiar radio atau guide turis.
Beberapa trik yang telah disebutkan di atas dapat dijadikan alternatif bagi ibu-ibu yang ingin memanfaatkan potensi yang ada dalam diri. Dengan adanya kenaikan bbm yang berdampak naiknya semua harga bahan makanan dan lainnya, memaksa para ibu untuk memutar otak bagaimana menyiasati kenaikan tersebut. Sehingga, walaupun semua harga pada naik, para ibu tetap bisa memenuhi kebutuhan keluarganya. Para ibu dituntut untuk kreatif menciptakan sesuatu yang bisa menghasilkan uang, baik dengan memanfaatkan petensi dalam diri ataupun potensi yang ada dilingkungan sekitar. Oleh karena itu, kreatifitas ibu-ibu tersebut bisa menjadikan mereka “ibu-ibu super” terutama bagi keluarga mereka sendiri.

Senin, 26 November 2012

DI PATOK AYAM



Dipatok Ayam
By : Erfi Susanti

Di halaman belakang rumah kami ada kandang ayam.
Ayah memelihara beberapa jenis ayam.
Ada Ayam Bangkok, Ayam Kate, dan Ayam Bekisar.
Semua ayam ayah Gemuk-gemuk dan sehat.
Karena ayah rajin merawat dan memberi mereka Vaksin.

Setiap sore Aku dan Adikku suka sekali bermain dengan ayam-ayam.
Bermain sambil membantu ayah memberi makan ayam.
Kadang Ibu ikut juga ke belakang dengan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Bergiliran Menyuapi aku dan adikku makan.

Suatu sore, Ketika sedang asyik makan sambil bermain dengan ayam-ayam.
Tiba-tiba seekor ayam meloncat ke arah adikku. Aku terkejut, Adikku mengerang kesakitan. "Ada apa dek," Tanyaku?. Sambil menangis adikku menjawab, "Huhuhu, itu ayam nakal gigit adek". "Hahaha, aku tertawa terpingkal-pingkal. ternyata, ayam mematok mulut adek yang penuh dengan nasi.

Ibu menyentilku, "Jangan diketawain kak, mangkanya kita makan di meja makan aja yuk, biar gak diminta ayam nasinya", kata ibu sambil menggendong adikku yang masih menangis meringis kesakitan. Adikku mengangguk dan langsung mendekap ibuku.

(Maaf jika ga bagus...soalnya baru belajar)
Top of Form
Like · · Unfollow Post · Thursday at 4:36pm
·          
    •  
    • http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/371785_100002465014425_1392446218_q.jpg
Erfi Susanti Mbak candra: Kirim ke mana mbak? mohon alamat emailnya kalau ada? makasih ya....
    • http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/48775_1434996754_1299962681_q.jpg
Agnes Bemoe Walah, aku kecele di bagian kedua, pertamanya kupikir ibu bawa nasi dan lauk untuk ayam, ternyata buat "aku" makan toh... hihihi...

Btw, penceritaannya bagus sih.

Cuman, agak kurang setuju di bagian "makan/disuap sambil main sama ayam". Nggak setujunya karena:
1. Pada dasarnya makan juga perlu manners, ya kan
2. Sikap ibunya, kalo memang nggak setuju, kenapa kok malah nyuapkan anaknya makan sambil main sama ayam.
4 hours ago · Like · http://static.ak.fbcdn.net/rsrc.php/v1/yw/r/drP8vlvSl_8.gif2
    • http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/371785_100002465014425_1392446218_q.jpg
Erfi Susanti Makasih mbak Agnes komentarnya. Cerita itu kugambarkan berdasarkan pengamatan sehari2 bahwa anak2 pada susah makan kalau ga disuap sambil bermain2.
21 minutes ago · Like · http://static.ak.fbcdn.net/rsrc.php/v1/yw/r/drP8vlvSl_8.gif1
    • http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/48775_1434996754_1299962681_q.jpg
Agnes Bemoe Ooh, nyeritain kenyataan aja ya... oke deh...^^
17 minutes ago · Like · http://static.ak.fbcdn.net/rsrc.php/v1/yw/r/drP8vlvSl_8.gif1
Bottom of Form