Anakku yang ke dua bernama
Ciara Dhafiyah Korsela (3,7 th). Kami biasa memanggilnya dengan panggilan “Cece”.
Anakku yang satu ini agak berbeda dengan kakak dan adiknya. Orangnya periang,
lincah dan pemberani. Apapun Ia tanyakan, misalnya “Buku itu apa ma?, pensil
itu apa? Cat itu apa ma?” dan banyak lagi pertanyaan lainnya yang kadang membuatku
kewalahan menjawabnya. Cece ga bisa diam
orangnya. Suka loncat ke sana ke mari, berlari-larian main sepeda, ada aja
tingkahnya yang bikin rumah jadi rame.
Cece suka sekali kalau lihat
pak atau bu polisi yang lagi ngatur lalu lintas. “Ma itu polisi!”, katanya
spontan bila melihat pak polisi di jalan. Ia minta dibelikan baju polisi,
kebetulan di sekolahnya (PAUD) memakai seragam polisi. Senang sekali Cece kalau
sudah pakai baju polisi. “Hormaaaat grak”,
teriaknya sambil mengangangkat tangan ke jidad, walau belum sempurna cara
hormatnya. Aku tersenyum geli melihat tingkahnya. Kalau ditanya mau jadi apa
kalau sudah besar, Cece menjawab, “Mau Jadi Polisi”. Aku terkagum-kagum, wow….perempuan
tapi mau jadi polisi, hebat-hebat pikirku.
Bergaya di depan kamera itu
juga salah satu kesenangannya. Kalau aku lagi pegang kamera, Cece ga mau
ketinggalan ikut photo-photo layaknya seorang photo model. Dikit-dikit minta
dibelikan baju baru. “Ma besok belikan Cece baju baru ya!”, katanya. Riang
sekali Cece kalau diajak belanja beli baju atau sepatu untuknya. Kalau ditanya,
“Capek ga Cece jalan ikut mama belanja?”, langsung Cece menjawab “Nggak ma,
Cece ga capek”. Tentu dong ga capek, kan sudah dibelikan baju baru, gumamku
dalam hati sambil tersenyum melihat tingkah anakku yang lucu.
Semenjak ia masuk sekolah
PAUD, Cece sudah bisa menyanyi, menulis walau belum tau apa arti tulisannya,
melafalkan abjad dan angka. Suatu ketika, pada waktu pulang dari sekolah ada
suara mungil mengucapkan “Assalamu’alaikum!”. Ku buka pintu, eh ternyata gadis
kecilku yang mengucapkan salam itu. “Alhamdulillah”, ucapku dalam hati, sudah
ada kemajuan.
Kebiasaan yang masih susah
untuk ditinggalkan oleh anakku yang satu ini yaitu minum susu alias “ngedot”.
Sehari bisa sampai enam kali minta dibuatkan susu. Apalagi kalau mau tidur,
kayaknya belum afdol kalau belum minum susu sebelum tidur. Kalau persediaan
susu lagi habis di rumah, Cece bisa teriak-teriak marah minta dibelikan susu.
Oleh karena itu, aku selalu menyetok susu di rumah.
(Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba testimonial "Senangnya Punya Anak Multi Talenta", Morinaga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar